Wisata Heritage di Kota Bandung !!!

Sabtu, 27 Oktober 2012



Bandung memang dikenal sebagai kota yang memiliki banyak bangunan bersejarah. Kali ini bakal ada 10 bangunan yang sangat bersejarah dan kuno. Yooo kita susuri satu-satu warisan bersejarah di Kota Bandung!

Kekayaan bangunan bersejarah yang ada, membuat Bandung menjadi kota wisata yang tidak pernah habis untuk dijelajahi. Banyak peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia terjadi di kota ini.

Alangkah sayangnya jika sejarah tersebut dilupakan begitu saja, sebab di balik bangunan tua yang ada di Bandung tersimpan destinasi wisata yang sayang untuk ditinggalkan. CHEK THIS OUT !






1. Gedung Sate

Bagi yang sudah pernah datang ke Kota Bandung, Gedung Sate bukan yang asing lagi. Dinamakan Gedung Sate karena dibagian atas gedung memiliki ornamen menyerupai tusuk sate. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1920. Gedung yang khas dengan tusukan yang mirip dengan sate ini adalah simbol jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan ini yaitu sebesar 6 juta Gulde, yaitu satuan uang Belanda karna pada saat itu orang Belanda yang membangunnya.
 
Gedung Sate bukanlah gedung biasa, tetapi merupakan gedung perkantoran pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada hari Minggu, halaman Gedung Sate dijadikan tempat sebagian masyarakat Bandung untuk bersantai. Seolah tahu gedung ini ramai dikunjungi warga, para pedagang pun banyak memenuhi lokasi ini. Gedung ini pun banyak sekali sejarahnya, dan bnayak perunbahan dari zaman ke zaman dari lingkunagn sekitar.





2. Gereja Bethel

Gereja ini dirancang oleh arsitek C.P Wolff Schoemaker, pada tahun 1925. Fungsi awalnya sebagai tempat beribadah masyarakat Belanda yang beragama Protestan. Sampai saat inipun gereja tersebut masih dipergunakan, bahkan dikembangkan menjadi lebih luas dengan penambahan bangunan tambahan di halaman belakangnya. Lokasi di persimpangan jalan Wastukencana dengan jalan Perintis Kemerdekaan. Bangunan merupakan bangunan sudut dengan sebuah menara pada sudut bangunan depannya. Keunikan bangunan ini adalah adanya mahkota pilar yang unik dan sangat langka yang merupakan awal perkembangan arsitektur Art Deco. Jika dirunut ke belakang, mahkota kolom seperti ini terdapat pada kolom bangunan zaman Byzantin di Eropa. Bangunan ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekitar dan merupakan landmark.




3. Gedung Merdeka

Gedung bersejarah ini terletak di Jalan Asia Afrika, No 65. Bagi Anda yang sering datang ke Bandung, sudah pasti tahu letak gedung yang megah ini. Dengan gaya arsitektur Belandanya, gedung ini sangat dimintai oleh para wisatawan. Tak kala Gedung Merdeka dijadikan tempat untuk pemotretan pra wedding masyarakat Bandung bahkan luar Bandung.

Awalnya, tempat ini bernama Gedung Societeit Concordia. Namun, nama tersebut diganti oleh Bung Karno menjadi Gedung Merdeka pada tahun 1955. Di gedung ini pula, beliau memimpin Konferensi Asia Afrika bersama para tokoh dunia Asia-Afrika saat itu. Di gedung ini juga ada Museum yang sangat banyak manfaatnya, mulai dari rekaman suara Ir. Soekarno dan GONG Besar, penasaran? Langsung saja datang ke Gedung Merdeka.



4. Hotel Grand Preanger

 Awalnya, Grand Hotel Preanger ini berarsitektur gaya Hindia-Belanda. Namun, kemudian bangunan ini didesain ulang pada tahun 1929 oleh CP Wolff Schoemaker dan dibantu oleh muridnya, yaitu Ir Soekarno.

Setelah saat itu, gedung yang terletak di Jalan Asia Afrika No 81 ini menjadi lebih terkenal, baik di dalam maupun di luar negeri. Hotel ini menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia pada saat itu.

lokasi ini juga cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata pendidikan di Kota Bandung. Untuk bisa masuk ke dalam gedung, Anda diharuskan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu.




6. Gedung Indonesia Mengugat

 Pada awalnya di lokasi ini dibangun sebuah rumah tinggal, pada tahun 1906. Kemudian dikembangkan menjadi bangunan yang dapat dilihat sekarang pada tahun 1917, dan berfungsi sebagai gedung pengadilan (Landraad), khusus mengadili orang-orang pribumi. Peristiwa penting yang pernah terjadi di sini adalah pengadilan terhadap Soekarno (kemudian menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia), Gatot Mangkoepradja, Maskoen Soemadipoetera dan Soepriadinata oleh Pemerintah Belanda. Pengadilan berlangsung selama 5 (lima) bulan, dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 22 Desember 1930. Dalam proses peradilan, Soekarno dan kawan-kawan dibantu oleh 3 (tiga) orang pembela, yaitu Mr. Soejoedi, Mr. Sartono dan Mr. Sastromoeljono. Putusan pengadilan adalah menjebloskan Soekarno dan kawan-kawan ke penjara Sukamiskin, dengan lama penahanan yang berbeda-beda. Sebelum diadili Soekarno menjalani hukuman di penjara Banceuy selama 8 (delapan) bulan.

Setelah kemerdekaan, bangunan mengalami beberapa kali pergantian fungsi, yaitu sebagai tempat Palang Merah, kantor Departemen Keuangan dan yang terakhir digunakan oleh Jawatan Metrologi sekitar tahun 1960-an sampai dengan tahun 2003. Setelah Jawatan Metrologi dipindakan, gedung ex Landraad direstorasi atas prakarsa mantan Gubernur Jawa Barat, Jenderal Mashudi, dan rancangan serta pengawasan pelaksanaanya di bawah pimpinan DR. Dibyo Hartono dari Bandung Heritage. Pelaksanaan pemugaran berlangsung dari tahun 2004 sampai 2005.

Bangunan asli merupakan hasil akulturasi budaya Timur dan Barat, dengan dinding sebagai struktur satu bata, setebal 30 cm. Pengakhiran dinding di tepi atas, diberi profil seperti yang biasa digunakan di negeri Belanda abad 18. Ketinggian langit-langit 4,8 M, dengan material langit-langit dari lembaran logam yang diukir.


6. Villa Isola


Terakhir, Villa Isola merupakan bangunan bersejarah yang wajib untuk dikunjungi. Letaknya di Jalan Setiabudi, yaitu akses dari Kota Bandung menuju Lembang, tepatnya di kompleks Universitas Pendidikan Indonesia(UPI). Bangunan tua yang masih sangat terawat ini bergaya arsitektur art deco.


Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura menjelang Perjanjian Kalijati dengan pemerintah terakhir Hindia Belanda di Kalijati, Subang, Maret 1942. Sejarah dan gaya arsitekturnya itulah yang kemudian membuat bangunan ini wajib untuk dikunjungi.






7. Hotel Savoy Homann


Bagi Anda yang bingung mencari penginapan di Bandung, mungkin Hotel Savoy Homann bisa menjadi pilihan. Hotel bintang empat ini berada di Jalan Asia-Afrika No 112, Cikawao, Lengkong.

Selain memiliki kamar yang super nyaman, Hotel Savoy Homman memiliki sejarah tersendiri khususnya di Kota Bandung. Bangunannya bergaya art deco dan dibangun pada tahun 1939. Hotel pertama di Bandung ini pernah digunakan sebagai tempat menginap para tamu negara saat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Jadi, bila Anda ingin bermalam di hotel bagai tamu penting negara, menginap saja di Hotel Savoy Homman. Hingga saat ini Hotel tetap mempertahankan susana tempo dulunya looh, sampai sampai ada salah satu etalase yang berisikan perlatan makan dari tempo dulu yang sering dipaki untuk para tamu penting yang hendak akan menghadiri Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka. Jadi kalau datang ke Bandung, istirahatlah di Hotel ini nyaman dan sekaligus menikmati sejarahnya.


8. Pendopo
Pendopo merupakan salah satu lambing pemerintahan kabupaten dan merupakan elemen pusat kota tradisional di masa penjajahan Belanda, karena bupati biasa menerima tamu dan keluhan masyarakat serta memberikan perintah kepada bawahannya. Pendopo Kabupaten Bandung berdiri di atas lahan seluas 18.984 m, dengan luas bangunan utama 1.805,25 m, Luas bangunan Pendopo 470 m, Luas bangunan barat 175 m, Luas bangunan timur 445 m dan Luas halaman 15.475 m dibangun oleh Bupati R.A.A. Wiranatakusumah II, setelah ibu Kota Kabupaten di pindahkan dari Krapyak ke Bandung atas instruksi Gubernur Jendral Hindia Belanda H. W. Daendels tahun 1810.

Pembangunan Pendopo hamper bersamaan dengan pembengunan Masjid Agung (1811 – 1812), serta menjadi gedung pertama yang dibangun untuk kegiatan Kabupaten Bandung. Disekitarnya dibangun jalan kecil yang ditaburi betu kerikil dengan kikis (pagar bamboo) di kiri dan kanannya. Jalan itu disebut Lulurung.


Pada awalnya bengunan pendopo menggunakan bahan kayu, atap ilalang dan ijuk. Namun pada tahun 1850 direnovasi oleh Bupati R.A.A. Wiranatakusumah IV (1846-1874). Bangunan tersebut diganti dengan tembok bata dan atap bertumpuk atau atap Joglo yang dipengaruhi arsitektur Jawa. Di bagian belakang dibangun gedung tambahan terdiri dari ruang tamu utama, ruang kerja, ruang gudang dalam, ruang tengah, kamar utama, kamar tamu, dua kamar keluarga, ruang arab, dan ruang keluarga, sedangkan di bagian barat dibangun rumah keluarga bupati.

Di kompleks pendopo sempat dibangun “ Sakola Kautamaan Istri” yang di pmpin oleh R.A. Dewi Sartika atas ijin R.A.A. Martanegara pada awal abad 20. Namun dalam perkembangannya, sekolah ini pindah ke Cigurang serta menjadi cikal bakal majunya pendidikan di Kota Bandung.

Sejak tahun 1993, pendopo menjadi kediaman resmi Walikota Bandung, yakni H. Ateng Wahyudi, H. Wahyu Hamijaya (1993-1998), Aa Tarmana (1998-2003), dan H. Dada Rosada (2003-2008), (2008-2013).

Seiring dengan upaya mewujudkan visi Kota Bandung sebagai kota jasa yang bermartabat, di bawah kepemimpinan Bapak H. Dada Rosada sebagai Walikota Bandung yang sekarang telah banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana kondisi fisik pendopo sekarang lebih mengarah kepada kawasan yang ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan dibangunnya tujuh sumur resapan serta dilengkapi penanaman 1.076 pohon dan 102 jenis. Dengan kondisi seperti itu kawasan pendopo menjadi tempat bercengkerama berbagai jenis burung



9. Gedung Wangsit Siliwangi 

Bangunan museum sekarang yang berdiri di atas tanah seluas 4.176 m2 dengan luas bangunan 1.674 m2, memiliki gaya arsitektur Late Romanticism yang merupakan gedung bekas bangunan Belanda yang dibangun tahun 1910-1915 oleh pemerintah Belanda untuk tempat tinggal salah seorang perwira Belanda. Setelah ditinggalkan oleh Belanda, pada tahun 1949-1950 gedung ini diambil alih oleh pasukan Siliwangi yang digunakan sebagai Markas Divisi Siliwangi (Militaire Akademie Bandung).


Barulah pada tanggal 23 Mei 1966 sampai sekarang gedung ini digunakan sebagai Museum Mandala Wangsit Siliwangi oleh Panglima Divisi Siliwangi ke-8 Kolonel Ibrahim Adjie. Nama itu diambil dari dasar nama simbol Kodam III Siliwangi, artinya Siliwangi adalah pendiri kerajaan pajajaran yang kekuasaannya sangat luas yang dipimpin oleh seorang raja yang arif, bijaksana dan wibawa dalam menjalankan tugas pemerintahannya. Sedangkan mandala wangsit adalah sebuah tempat untuk menyimpan pesana atau amanat, petuah atau nasihat dari para pejuang masa lalu kepada generasi penerus melalui benda peninggalannya. Pada tahun 1977 dibangun gedung baru tingkat II yang diresmikan tanggal 10 November 1980 oleh Pangdam Siliwangi ke-14 Mayjen Yoga Sugama dan prasastinya ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto.



10. Bank Indonesia



Gedung bank ini terletak di Jalan Braga, beberapa puluh meter di sebelah selatan taman yang dulunya bernama Pieter Sythol Park yang sekarang bernama Taman Merdeka. Bangunan ini denahnya berbentuk hamper bujur sangkar, pada ke empat sisinya terdapat bagian yang menonjol, sehingga membentuk denah seperti salib yang pandangan dari barat, timur dan selatan semuanya simetris. Semula bangunan ini bernama Javanche Bank yang dibangun tahun 1915-1918 dari hasil rancangan arsitek Hulswit, Fermont, dan Ed. Cuypers dengan gaya arsitektur Neo-Klasik (Electicism). Bangunannya lebih indah dan apik daripada beberapa bangunan sejenis yang ada di Eropa yang mempunyai nilai arsitektur bersejarah tinggi serta mempunyai peran besar dalam pembentukan ruang kota yang baik sehingga perlu dilakukan pencagaran agar keserasian tetap terpelihara. Gedung ini merupakan contoh yang cukup berhasil dari gaya arsitektur Belanda campuran dan bangunan penting dalam lingkungan karena sebagai “Landmark” yang memiliki keindahan dan juga elemen bangunan yang tinggi berbentuk menara, sehingga mudah dilihat dari jarak jauh. Selain itu juga merupakan bangunan yang terletak dalam kawasan dilindungi karena berada di kawasan Perumahan Utara dan Tenggara bersejarah.




Waaaaw, masih banyak lagi bangunan-bangunan yang bersejarah di Kota Bandung ini dan bangunan ini tidak hanya menyimpan sejarah dan cerita yang sangat banyak akan tetapi nilai tempat wisata heritage yang sangat tinggi, oleh karena itu mari kita jaga dan lestarikan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah yang kuat sesuai dengan Perda Kota Bandung No 19 tahun 2009. 

0 komentar:

Posting Komentar